JATIMTIMES - Blunder yang dilakukan oleh admin media sosial pejabat beberapa kali terjadi. Mulai dari akun media sosial mantan Presiden Joko Widodo hingga sejumlah kepala daerah beberapa kali terjadi. Pada beberapa kasus, admin media sosial memutuskan untuk mundur.
Tahun ini, blunder admin media sosial dilakukan oleh admin akun Instagram Bupati Pekalongan Fadia Arafiq. Bahkan, akun tersebut mengucapkan kata makian kepada warganet yang menanyakan tentang kejelasan program bupati. "Kalau ngomong, jangan kurang ajar. Kalau diperiksa penegak hukum, mampus kamu nanti," kata admin tersebut.
Baca Juga : Go International: Kota Malang Resmi Sandang Status Kota Kreatif UNESCO Bidang Media Arts
Blunder juga terjadi pada akun media sosial Jokowi saat masih menjabat sebagai presiden RI. Saat itu, akun twitter @jokowi mencuit tentang grup musik JKT48.
"Wuooohh mantab! Jadi teringat deg2annya di momen Senbatsu Uza pekan lalu," tulisnya di Twitter. Alhasil, admin media sosial tersebut pun diberhentikan.
Hal yang sama juga terjadi pada akun media sosial Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Admin Instagram Armuji berkomentar di akun media sosial media tentang bencana hujan es di Sidoarjo. Admin medsos Armuji mengomentari berita berjudul “Hujan Es dan Angin Kencang Porak-porandakan Belasan Rumah di Sidoarjo” dengan candaan, “Lek hujan es enak tinggal cari sirupe tok (kalau hujan es tinggal cari sirupnya saja).”
Warganet menganggap komentar tersebut tidak etis karena kejadian bencana memang tidak seharusnya dikomentari dengan komentar bercanda. Armuji menyampaikan telah menegur admin media sosialnya.
Yang terbaru, blunder dilakukan admin medsos Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Di tengah live Instagram, admin sempat bercanda dengan rekannya, padahal suaranya masih terdengar jelas meski live sedang dijeda.
"Kalau ada hujan lagi, rekaman video bapak wali turun ke lapangan kita simpan aja. Nanti bisa diunggah lagi kalau ada hujan," kata admin media sosial tersebut, di tengah live sedang dijeda.
Baca Juga : Indonesia Tambah Dua Kota Kreatif UNESCO 2025: Malang dan Ponorogo
Karena perkataannya, potongan video tersebut segera viral di sejumlah akun media sosial. Banyak warganet yang menilai candaan itu tidak pantas, terutama karena berpotensi menimbulkan kesan seolah-olah kegiatan lapangan wali kota hanyalah rekayasa.
Padahal, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sama sekali tidak tahu dengan dengan percakapan tersebut karena saat itu live Instagram sedang dijeda dan dirinya tengah melakukan kegiatan lapangan.
Admin media sosial Eri Cahyadi telah menyatakan permohonan maaf dan memutuskan mundur dari tim media sosial Eri Cahyadi. Dia mengucapkan permohonan maafnya kepada warganet dan wali kota Surabaya karena ucapannya yang tidak tepat.
"Dengan penuh penyesalah saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada seluruh masyarakat, kepada semua pihak yang merasa terganggu dan terutama kepada Bapak Wali Kota yang selama ini telah memberikan kepercayaan pada saya," ucap Hening, salah satu tim admin saat menyampaikan permohonan pemunduran diriannya.
