JATIMTIMES - Langkah nyata Pemkot Malang dalam mengubah wajah kota yang lebih hijau dan produktif kembali digaungkan. Kali ini, DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Malang menyiapkan gebrakan baru dengan berencana melakukan penanaman 1.000 bibit pohon durian di kawasan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang yang akan dimulai pada 10 November 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Tak sekadar penghijauan, program ini membawa visi jauh ke depan, yakni menjadikan kawasan Wonokoyo sebagai sentra wisata petik durian dalam kurun 2 hingga 4 tahun mendatang.
Baca Juga : Menuju Kota Bebas Sampah 2029, DLH Kota Malang Siap Jemput Program dari Pemerintah Pusat
Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matondang, mengungkapkan bahwa bibit durian tersebut akan ditanam di berbagai titik strategis, salah satunya di Taman Hamid Rusdi. Tak hanya ditanam di ruang publik, sekitar 500 kepala keluarga (KK) di wilayah Wonokoyo juga akan mendapatkan bibit untuk ditanam di lahan pribadi mereka.
“Harapannya, dalam beberapa tahun ke depan, warga bisa menikmati hasilnya langsung dari pohon, menjadikan Wonokoyo sebagai ikon baru wisata petik durian di Kota Malang,” jelas Raymond.
Program ini didukung penuh oleh komunitas masyarakat, seperti MPD (Malang Peduli Demokrasi) dan para kader lingkungan di Kota Malang. Penanaman ini juga akan dilakukan secara gotong royong, melibatkan masyarakat dan pemerintah sebagai bentuk nyata kolaborasi penghijauan berkelanjutan.
Penanaman bibit durian bukan langkah tunggal. Sebelumnya, DLH Kota Malang juga sukses melakukan penanaman 1.000 bibit pohon keras di TPA Supit Urang, Kecamatan Sukun, pada Oktober 2025. Kegiatan itu merupakan hasil kolaborasi dengan Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI) dan mendapat dukungan dari Pemerintah Norwegia.
Pohon-pohon seperti mahoni, pule, dan tabebuya ditanam untuk memperkuat struktur tanah, mencegah longsor, serta memperbaiki kualitas udara. Aksi ini masuk dalam program FOLU Net Sink 2030, upaya nasional dalam menekan emisi karbon melalui sektor kehutanan dan penggunaan lahan.
Tak hanya itu, DLH juga tengah menjajaki potensi lokasi lain yang bisa ditanami pohon pelindung. Beberapa area di TPA Supit Urang yang telah nonaktif (ditutup tanah) bahkan telah menunjukkan hasil positif, tumbuhnya pohon jati secara alami.
Meski Kota Malang menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan, data terbaru menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah. Capaian RTH publik baru 17,73 persen dari total wilayah kota (target nasional minimal 20 persen).
Baca Juga : 32 Wilayah di Jatim Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem hingga 29 Oktober 2025, Berikut Daftarnya
Hingga akhir 2023, penambahan luasan RTH hanya sekitar 0,220 hektare atau setara 0,002 persen dari total luas wilayah. Hanya 1,60 persen dari RTH publik saat ini yang dikelola langsung oleh DLH Kota Malang. Target besar, 730 hektare RTH publik harus tercapai hingga tahun 2027.
Kegiatan penanaman bibit durian di Wonokoyo bukan sekadar agenda penghijauan. Ia menjadi simbol integrasi antara pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi lokal. Bila berjalan sesuai rencana, warga tak hanya menikmati udara segar dan pemandangan hijau, tetapi juga mendapatkan nilai tambah ekonomi dari hasil panen durian.
“Ini bentuk adaptasi perubahan iklim yang nyata. Kita tidak hanya bicara penanaman, tapi juga menjaga keberlanjutannya. Ada dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial di situ,” tambah Raymond.
Jika terlaksana dengan baik, Wonokoyo bisa menjadi “Kampung Durian” pertama di tengah kota, menawarkan konsep ekowisata urban yang ramah lingkungan dan memberdayakan masyarakat.
