JATIMTIMES - Bagi mahasiswa baru, ruang kuliah hanyalah awal dari perjalanan panjang menuju dunia nyata. Di balik teori dan tugas, ada tantangan yang menunggu: bagaimana mengubah ilmu menjadi aksi. Kesadaran itulah yang coba ditanamkan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) melalui pengenalan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tingkat fakultas yang digelar di Aula Sarwakirti, belum lama ini.
Dalam kegiatan yang diwarnai antusiasme ratusan mahasiswa baru itu, dua narasumber utama hadir membagikan pandangan inspiratif, yakni Ketua Program Studi PGSD, Dr. Farida Nur Kumala, S.Si., M.Pd., dan Sekretaris Program Studi PGSD, Dr. Arnelia Dwi Yasa, M.Pd. Keduanya menegaskan bahwa PKM bukan hanya ajang lomba, melainkan wadah pembentukan pola pikir kritis dan kreatif sejak dini.
Menurut Dr. Farida, mengikuti PKM bukan sekadar mengejar pendanaan atau trofi penghargaan. Lebih dari itu, PKM menjadi laboratorium berpikir bagi mahasiswa untuk mengasah logika dan daya analisis. “Melalui PKM, mahasiswa belajar mengenali persoalan di sekitar mereka, menelusuri akar masalahnya, lalu merancang solusi inovatif berbasis data dan kajian ilmiah,” ujarnya.
Baca Juga : Wacana Penutupan Pesantren, Hasanuddin Wahid: Mereka yang Usul Tutup Pesantren Tak Tahu Sejarah
Ia menekankan, ide kreatif tidak muncul dari ruang kosong. Kreativitas tumbuh ketika seseorang mampu menghubungkan berbagai disiplin ilmu dan memandang persoalan dari sudut yang tidak biasa.
“Proses ini menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills, yang sangat dibutuhkan di era kompetitif saat ini,” tambahnya dengan nada tegas.
Sementara itu, Dr. Arnelia menyoroti pentingnya semangat kolaboratif dalam meraih keberhasilan di ajang PKM. Ia menilai, ide yang hebat sekalipun tak akan bermakna jika tidak didukung kerja tim yang solid.
“Karya besar lahir dari kemauan untuk mendengarkan, berdiskusi, dan saling melengkapi. PKM mengajarkan bahwa kesuksesan bukan milik individu, tapi hasil dari sinergi bersama,” jelasnya.
Ia juga menyebut, pengalaman berproses dalam tim PKM menjadi cermin nyata dari dunia kerja abad ke-21. Di tengah arus kolaborasi global, kemampuan beradaptasi, berkomunikasi, dan menghargai perspektif berbeda merupakan bekal yang tak bisa ditawar. “Mahasiswa belajar membangun visi bersama, membagi tanggung jawab, dan tetap produktif meski berbeda pendapat. Inilah soft skill yang akan menguatkan mereka ketika nanti turun ke masyarakat,” imbuhnya.
Pengenalan PKM sejak awal masa studi ini menjadi langkah strategis FIP Unikama dalam membentuk mental pembelajar sejati. Tidak hanya menanamkan semangat berprestasi, tetapi juga membangun karakter tangguh, terbuka, dan reflektif.
Baca Juga : Bank Jatim Cabang Batu dan UM di Gelaran Fun Walk: Kolaborasi Strategis yang Tumbuh dari Langkah Sehat
Melalui wadah seperti PKM, mahasiswa didorong untuk berani berpikir berbeda, berani mencoba, dan berani gagal, karena setiap ide yang diuji adalah langkah menuju kematangan intelektual dan karakter.
Kegiatan ini pun menegaskan komitmen Unikama untuk terus memelihara budaya akademik yang progresif. Bahwa pendidikan tidak berhenti pada penguasaan teori, melainkan harus hidup dalam tindakan nyata yang memberi manfaat luas.
“PKM adalah pintu bagi mahasiswa untuk mengekspresikan ide, mencipta, dan memberi makna bagi masyarakat,” tutur Dr. Farida menutup sesi dengan pesan yang menggema di seluruh ruangan.
Dengan semangat itu, para mahasiswa baru PGSD Unikama kini bersiap melangkah lebih jauh, bukan hanya untuk bersaing di kancah nasional, tetapi untuk membuktikan bahwa kreativitas dan kerja kolaboratif adalah kekuatan sejati generasi masa depan.
