JATIMTIMES - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyerukan kepada masyarakat agar waspada terhadap potensi bencana saat berwisata para momentum akhir tahun 2025 ini. Ia menegaskan, keselamatan harus menjadi perhatian utama bagi semua pihak.
"Saya mohon seluruh masyarakat kalau misalnya akan memanfaatkan wisata di akhir tahun ini, liburan bersama keluarga, tentu kita berharap bahwa semua akan berjalan dengan aman, bahagia, selamat," ungkap Khofifah.
Khofifah juga mendorong pengelola destinasi wisata agar lebih memperketat standar keamanan dan keselamatan. Di sisi lain, ia pun meminta masyarakat turut serta dalam mengidentifikasi titik-titik yang kemungkinan membahayakan.
"Pohon-pohon besar misalnya. Kemudian identifikasi dan mitigasilah kalau mau ke pantai ikuti identifikasi dan mitigasi dari BMKG, itu harus diikuti. Jadi kalau misalnya jangan ke pantai ini di jam sekian karena kemungkinan ombaknya sekian, harus diikuti," tandasnya.
Khofifah menyebut, berdasarkan data BMKG Juanda puncak hujan di Desember 2025 ini baru mencapai 20 persen. Sedangkan pada Januari 2026 diperkirakan 58 persen dan Februari 2026 22 persen.
Dalam hal ini, Pemprov Jatim juga telah menjalankan operasi modifikasi cuaca sejak 5 Desember 2025 lalu. "Tiap hari dua titik, kemarin kita di tiga titik. Apa artinya, bahwa kewaspadaan untuk bulan Januari, bulan Februari jangan turun, jangan kendor gitu," paparnya.
Dengan upaya tersebut, ia berharap Jatim lebih siap menghadapi lonjakan curah hujan pada bulan Januari 2026. Kendati demikian, Khofifah tetap mengkhawatirkan perihal angin yang sampai saat ini belum ditemukan metode untuk pengendaliannya.
Baca Juga : Realisasi Pendapatan Daerah Pemprov Jatim Tembus Rp28,55 Triliun di 2025
"Pak Wagub seringkali mengingatkan, Bu, modifikasi cuaca itu untuk hujan. Tapi untuk angin sampai dengan hari ini kepala Basarnas tadi rapat cukup banyak elemen yang hadir. Jadi beliau menyampaikan bahwa teknologi untuk bisa melakukan modifikasi angin ini belum ditemukan," tandasnya.
Karena itu, ia kembali mendorong agar masyarakat turut serta dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana. Stakeholder terkait juga diminta agar lebih sigap, termasuk pada sektor transportasi laut.
"Tentu kita berharap bahwa laka laut ya, kecelakaan laut yang sebelumnya terjadi, tentu kita berharap bahwa itu sudah sebagai pengalaman dan pembelajaran kita semua semoga tidak terjadi lagi di Jawa Timur, mari kita semua menjaga dan berdoa," pungkasnya.
