Pemkot Malang Tanggung Pengobatan Santri asal Kota Malang Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny
Reporter
Hendra Saputra
Editor
A Yahya
06 - Oct - 2025, 02:22
JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memastikan akan menanggung seluruh biaya perawatan santri asal Kota Malang yang menjadi korban tragedi musala ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo pada akhir September 2025 lalu. Langkah itu diambil setelah Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat turun langsung menjenguk korban dan memantau kondisinya pada Minggu malam (5/10/2025).
Korban asal Kota Malang yang dimaksud adalah Muhammad bin Samsul Arifin, santri muda yang mengalami luka cukup parah. Wali Kota Wahyu menuturkan, kondisi korban masih dalam tahap pemulihan setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Baca Juga : KSKK Madrasah Tekankan Inovasi dan Keunggulan Karakter di MTsN 2 Kota Malang
“Saya datang langsung tadi malam ke rumah salah satu warga Kota Malang, yaitu Saudara Muhammad bin Samsul Arifin. Kondisinya masih lemah dan belum bisa banyak bicara karena trauma,” ujar Wahyu, Senin (6/10/2025).
Korban sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Mojokerto setelah semula dibawa ke RS Sidoarjo yang kala itu penuh dengan pasien. Kini, ia sudah kembali ke Malang dan berada dalam pengawasan medis dari RSUD Kota Malang.
Wahyu Hidayat menegaskan, Pemkot Malang berkomitmen penuh dalam membantu korban hingga benar-benar pulih, baik secara fisik maupun mental. Ia bahkan langsung menginstruksikan agar seluruh proses pemeriksaan lanjutan dilakukan di Kota Malang tanpa perlu korban kembali ke Sidoarjo.
“Saya minta agar kontrolnya dilakukan di sini saja. Pagi tadi sudah kami arahkan ambulans RSUD Kota Malang untuk menjemput dan membawa korban. Semua biayanya ditanggung pemerintah,” tegasnya.
Selain biaya pengobatan, Pemkot juga menyiapkan pendampingan psikiater dan sosial agar korban mendapat pemulihan trauma secara menyeluruh. Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan ditugaskan untuk turun langsung melakukan pendampingan ke rumah korban.
“Saya sudah sampaikan kepada orang tuanya, bahwa hingga sembuh total, korban akan ditangani oleh Pemkot Malang. Kami juga libatkan psikolog dan psikiater agar traumanya bisa perlahan hilang,” lanjut Wahyu.
Langkah cepat Pemkot Malang ini mendapat apresiasi dari masyarakat. Warga sekitar menilai respons Wali Kota sangat sigap dan penuh empati.
Baca Juga : UIN Malang Gandeng BNSP: Pesantren Kini Punya Mitra untuk Bangunan Aman dan Berkah
Hingga saat ini, berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Sosial Kota Malang, tercatat dua santri asal Kota Malang menjadi korban dalam insiden di Ponpes Al Khoziny. Satu di antaranya mengalami luka berat seperti Muhammad bin Samsul Arifin, sementara lainnya hanya luka ringan dan telah dipulangkan lebih awal.
Pemkot Malang juga berkoordinasi dengan Pemkab Sidoarjo dan pihak pondok pesantren untuk memastikan seluruh korban, khususnya warga Malang Raya, mendapat penanganan yang layak dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan itu, Wahyu menegaskan bahwa Pemkot Malang tidak hanya fokus pada bantuan medis, tetapi juga pada pemulihan sosial keluarga korban.
“Sekarang bukan waktunya saling menyalahkan. Saat ini fokus kita adalah bagaimana memastikan semua korban bisa pulih dan merasa didampingi. Ini adalah duka bersama,” tutur Wahyu.
Ia juga berpesan agar seluruh pihak menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran penting untuk meningkatkan keselamatan dan pengawasan di lingkungan pendidikan, terutama pondok pesantren.