Upacara Ziarah Nasional HUT TNI ke-80 di Makam Bung Karno, Kota Blitar Jadi Titik Refleksi Kebangsaan
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
28 - Sep - 2025, 11:36
JATIMTIMES – Matahari belum sepenuhnya meninggi ketika denting lonceng tanda dimulainya upacara ziarah nasional menggema di kompleks Makam Bung Karno, Kota Blitar. Pagi itu, Minggu (28/9/2025), halaman makam presiden pertama Republik Indonesia dipenuhi jajaran TNI dari tiga matra: darat, laut, dan udara. Wajah-wajah mereka serius, tegap dalam barisan, seragam putih dan hijau tua kontras dengan karpet merah yang digelar menuju pusara sang proklamator.
Rangkaian upacara ini merupakan bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 TNI yang digelar serentak di berbagai titik bersejarah di Indonesia. Di Kota Blitar, upacara dipimpin langsung oleh Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI Angkatan Laut (Dankodiklatal), Letjen TNI Marinir Nur Alamsyah. Peringatan ini menjadi salah satu rangkaian menuju puncak HUT ke-80 TNI yang jatuh pada 5 Oktober 2025.
Baca Juga : Wawali Gus Qowim Hadiri Pelantikan Pengurus HMI Cabang Kediri, Ajak Aktivis Bangun Kota
Adapun tema HUT tahun ini adalah "TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju", yang mencerminkan komitmen TNI untuk terus mendukung kemajuan bangsa melalui kerja sama erat bersama rakyat.
“Agenda kegiatan ini kami laksanakan dalam rangka HUT TNI ke-80 tahun 2025. Serentak di Yogyakarta, di Blitar sini, di Jombang (makam Gus Dur), dan satu lagi di Dili,” ujar Letjen Nur Alamsyah seusai upacara.

Ia menekankan bahwa tujuan ziarah bukan sekadar ritual tahunan, melainkan bentuk penghormatan kepada para pendiri bangsa.
“Kenapa harus makam Bung Karno? Karena kita tahu siapa beliau. Proklamator kita, tokoh yang sangat berjasa. Banyak hal yang bisa kita teladani dari beliau, terutama bagi TNI agar tetap setia pada NKRI, Pancasila, dan UUD 1945,” kata Nur Alamsyah.
Upacara dimulai dalam suasana khidmat. Saat komando penghormatan dikumandangkan, seluruh peserta yang terdiri dari perwira tinggi, jajaran Forkopimda Blitar Raya, serta keluarga besar TNI - Polri berdiri tegap memberikan salam. Rangkaian acara berlanjut dengan penghormatan kepada arwah para pahlawan, dilanjutkan dengan mengheningkan cipta, peletakan karangan bunga di depan pusara Bung Karno, penghormatan akhir, dan doa bersama untuk mengenang jasa para pendahulu bangsa.

Tak ada suara yang terdengar selain lantunan doa yang lirih. Aroma bunga tabur bercampur harum menebar di udara, menambah khidmat suasana. Di sisi kanan, barisan ibu-ibu Persit, Jalasenastri, dan PIA Ardhya Garini duduk bersila sambil memanjatkan doa dalam keheningan. Sementara itu, para perwira senior di sisi lain menundukkan kepala, sebagian menutup mata, seolah tengah berbincang dalam batin dengan Sang Bapak Bangsa.
“Harapannya sederhana, Proklamator kita adalah sosok istimewa yang harus diteladani semua rakyat Indonesia, dari segala lapisan. Terutama generasi muda. Jika mereka bisa meneladani semangat dan perjuangan Bung Karno, insyaallah negara kita akan semakin baik ke depan,” tegasnya.

Upacara di Kota Blitar tidak hanya dihadiri jajaran TNI. Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin atau Mas Ibin, bersama Bupati Blitar Rijanto, Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Zainul Bahar, Dandim 0808/Blitar Letkol Inf Hendra Sukmana, serta jajaran Forkopimda turut larut dalam suasana khidmat.
“Kota Blitar kembali menjadi titik penting refleksi kebangsaan. Bung Karno bukan hanya milik Blitar, tetapi milik seluruh bangsa. Namun, dari Blitar inilah kita belajar menjaga api perjuangan tetap menyala," kata Mas Ibin.
Pernyataan wali kota itu menggambarkan betapa eratnya hubungan antara sejarah nasional dan identitas lokal. Keberadaan makam Bung Karno di Blitar menjadikan kota kecil ini sebagai simpul kebangsaan, tempat generasi bangsa belajar arti pengorbanan dan persatuan.

Delapan dekade sudah Tentara Nasional Indonesia hadir sebagai penjaga kedaulatan. “Usia ke-80 adalah usia yang semakin matang. Bagi TNI, ini adalah momentum menegaskan kembali tekad untuk tetap setia pada NKRI, Pancasila, dan UUD 1945,” ujar Letjen Nur Alamsyah.
Baca Juga : Ramalan Zodiak Minggu 28 September 2025: Aries Kurang Tidur, Taurus Dapat Keberuntungan Finansial
Ia menegaskan bahwa TNI selalu tegak lurus kepada Panglima Tertinggi, Presiden Republik Indonesia. “Apa pun perintah beliau sebagai Panglima Tertinggi akan kami laksanakan dengan maksimal,” ujarnya.
Pernyataan itu menjadi penegas bahwa di tengah tantangan geopolitik kawasan dan dinamika global, TNI tetap berpijak pada prinsip loyalitas dan profesionalisme.
Selepas upacara, rombongan melanjutkan ramah tamah di Rumah Dinas Wali Kota Blitar. Suasana menjadi lebih cair, senyum dan obrolan ringan mengisi ruangan. Pejabat sipil dan militer duduk bersama, memperlihatkan bahwa kebersamaan dan koordinasi adalah kunci menjaga stabilitas daerah.
Sekitar pukul setengah sepuluh, Kasdam V/Brawijaya beserta rombongan bergerak menuju Markas Kodim 0808/Blitar. Peninjauan ini menegaskan bahwa peringatan HUT TNI bukan hanya seremonial, melainkan juga momentum untuk memastikan kesiapan pasukan di daerah.
Upacara ziarah nasional HUT TNI ke-80 di Makam Bung Karno akhirnya menegaskan satu hal: ini bukan sekadar agenda protokoler, melainkan pesan moral tentang pentingnya mengenang jasa pendiri bangsa, meneladani semangat mereka, dan meneruskan perjuangan dalam bentuk yang relevan dengan zaman.

Dalam suasana yang khidmat itu, Blitar kembali meneguhkan dirinya sebagai kota perjuangan. Kota yang menyimpan pusara proklamator, sekaligus ruang bagi bangsa untuk merenung: sudah sejauh mana amanat kemerdekaan dijalankan, dan bagaimana TNI sebagai penjaga kedaulatan terus mengukuhkan komitmennya kepada rakyat.
“Dari Blitar untuk Indonesia,” ujar Mas Ibin. Sebuah kalimat singkat, tetapi sarat makna, bahwa dari kota kecil ini semangat kebangsaan terus bergema ke seluruh negeri.